
Sistem FIFO vs LIFO: Mana yang Terbaik untuk Gudang Anda?
Dalam dunia pergudangan dan manajemen inventaris, pemilihan sistem pencatatan barang https://flightplanwine.com/ sangat menentukan efisiensi operasional dan akurasi laporan keuangan. Dua metode yang paling umum digunakan adalah FIFO (First In, First Out) dan LIFO (Last In, First Out). Kedua sistem ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam pengelolaan stok barang, dan masing-masing memiliki keunggulan serta kelemahan tergantung pada jenis produk dan tujuan perusahaan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang perbedaan FIFO dan LIFO, kelebihan serta kekurangannya, dan membantu Anda menentukan mana yang paling tepat untuk diterapkan di gudang Anda.
Apa itu FIFO dan LIFO?
FIFO (First In, First Out)
Metode FIFO berarti barang yang pertama kali masuk ke dalam gudang adalah yang pertama kali dikeluarkan atau dijual. Sistem ini mencerminkan alur logis konsumsi atau penjualan barang, terutama untuk produk yang memiliki masa kadaluarsa atau rentan terhadap penurunan kualitas.
LIFO (Last In, First Out)
Sebaliknya, sistem LIFO mengeluarkan barang yang terakhir masuk terlebih dahulu. Ini berarti stok lama tetap berada di gudang, dan yang baru masuk akan dikeluarkan atau dijual lebih dulu. Metode ini biasanya lebih banyak digunakan untuk keperluan pencatatan keuangan di wilayah tertentu, walaupun tidak disarankan untuk barang yang mudah rusak.
Kelebihan dan Kekurangan FIFO
Kelebihan:
-
✅ Cocok untuk barang yang memiliki masa simpan pendek, seperti makanan, obat-obatan, atau produk kimia.
-
✅ Meminimalkan risiko barang kedaluwarsa atau usang.
-
✅ Lebih akurat dalam pencatatan keuangan, karena harga barang lama mencerminkan biaya historis yang nyata.
-
✅ Umumnya lebih mudah diimplementasikan secara fisik di gudang dengan sistem rak konvensional.
Kekurangan:
-
❌ Jika terjadi inflasi, maka harga pokok penjualan (HPP) akan tampak lebih rendah, yang artinya pajak bisa lebih tinggi.
-
❌ Mungkin tidak mencerminkan harga terkini di laporan keuangan.
Kelebihan dan Kekurangan LIFO
Kelebihan:
-
✅ Cocok untuk industri dengan barang tidak mudah rusak, seperti bahan bangunan atau logam.
-
✅ Dalam kondisi inflasi, HPP menjadi lebih tinggi, sehingga laba terlihat lebih kecil dan pajak pun lebih rendah.
-
✅ Lebih mencerminkan biaya terbaru dalam laporan keuangan.
Kekurangan:
-
❌ Tidak cocok untuk barang dengan masa kedaluwarsa atau yang perlu rotasi cepat.
-
❌ Barang lama bisa menumpuk di gudang dan menurunkan kualitas operasional.
-
❌ Tidak diterima secara luas di standar akuntansi internasional (IFRS).
Contoh Penerapan FIFO vs LIFO
Bayangkan Anda memiliki gudang makanan ringan:
-
Anda membeli 100 bungkus keripik seharga Rp5.000 per bungkus pada bulan Januari.
-
Kemudian membeli lagi 100 bungkus di bulan Februari dengan harga Rp6.000 per bungkus.
Jika Anda menjual 100 bungkus:
-
Dengan FIFO, Anda akan menjual keripik dari bulan Januari, jadi HPP-nya Rp5.000.
-
Dengan LIFO, Anda akan menjual keripik dari bulan Februari, jadi HPP-nya Rp6.000.
Ini akan memengaruhi laba dan nilai sisa stok di laporan keuangan Anda.
Mana yang Lebih Baik untuk Gudang Anda?
Pilihan antara FIFO dan LIFO sangat tergantung pada:
✔ Jenis Produk
Jika Anda mengelola barang yang mudah basi, rusak, atau memiliki siklus tren pendek, FIFO adalah pilihan terbaik. Contohnya bisnis makanan, kosmetik, atau obat-obatan.
Namun, jika Anda berurusan dengan barang tahan lama seperti logam, kayu, atau produk konstruksi, dan Anda ingin mengoptimalkan pajak, LIFO mungkin layak dipertimbangkan, selama sesuai dengan regulasi lokal.
✔ Tujuan Akuntansi dan Perpajakan
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, LIFO masih diperbolehkan dalam sistem pelaporan pajak. Namun di banyak negara lain, hanya FIFO yang diterima sesuai standar IFRS. Maka, pastikan Anda mengikuti kebijakan akuntansi yang berlaku.
✔ Sistem dan Infrastruktur Gudang
FIFO sering kali lebih mudah diterapkan secara fisik karena mengikuti alur barang masuk dan keluar secara kronologis. Sementara LIFO bisa rumit jika tidak didukung sistem manajemen gudang (WMS) yang mumpuni.
BACA JUGA: Kisah Mistis Gudang Penyimpanan Sembako